Gayo Camping Ground bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengadakan acara family gathering dengan konsep camping.
Camping di alam terbuka bersama keluarga memang sangat seru. Kita bisa menikmati pemandangan yang disajikan alam. Apalagi pemandangan tersebut berupa Danau Lut Tawar di Takengon, Aceh Tengah. Danau Lut Tawar menjadi salah satu ikon pariwisata bagi Aceh Tengah.
Rakan Kuwat Jak, pada tanggal 18-19 September 2021 silam, kami sekeluarga besar mengadakan family gathering dengan konsep camping di alam terbuka.
Pilihan kami tertuju pada Gayo Camping Ground. Sebagaimana jargonnya, pihak panitia menyediakan fasilitas camping tanpa ribet. Seluruh kegiatan camping diberikan fasilitas yang memadai, seperti tenda, api unggun, panggangan, dan lain-lain.

Area Gayo Camping Ground ini letaknya persis di pinggiran Danau Lut Tawar. Jadi tak perlu diragukan lagi, lokasi ini akan memanjakan mata kita dengan pemandangan yang indah dan sejuk.
Kita bisa menikmati keindahan Danau Lut Tawar sepuasnya dengan latar belakang bebukitan. Apalagi jika cuacanya cerah sehingga view latar belakang bebukitan menjadi tampak semakin indah.

Rakan-rakan jangan khawatir untuk berkemah di lokasi ini. Pihak panitia telah menjamin keamanan peserta camping selama 24 jam. Mereka akan mengawasi kendaraan milik peserta atau pun jika ada binatang-binatang buas seperti anjing yang kerap datang ke lokasi ini untuk mencari makanan.
Panitia juga menyediakan lampu di area camping, jadi rakan-rakan tidak perlu khawatir akan gelapnya malam. Apalagi di setiap titik telah disediakan api unggun yang tentunya dapat memberi cahaya atau mengusir binatang buas. Jika rakan-rakan ingin buang hajat, panitia juga menyediakan kamar mandi. Dan tentu juga yang paling penting adalah mushalla sebagai tempat untuk beribadah bagi umat Islam.
Biaya
Untuk paket lengkap, biaya yang dikenakan sebesar Rp. 175.000. Adapun fasilitas yang bisa didapatkan untuk paket lengkap ini berupa tenda dan matras satu paket. Makan sebanyak 2 kali, yaitu makan malam dan sarapan pagi. Ada juga menu barbeque dan alat panggangnya yang bisa dibakar bersama teman-teman maupun keluarga. Fasilitas kayu bakar untuk api unggun. Dapat tikar santai di depan tenda. Termasuk juga memperoleh fasilitas listrik, penerangan, kamar mandi dan mushalla.
Untuk paket sewa tenda dan lokasi saja, biaya yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Item | Biaya |
---|---|
Sewa tenda + matras (tenda untuk 4 orang) | Rp 110.000 per tenda |
Tiket masuk ke lokasi Gayo Camping Ground | Rp 30.000 per orang |
Parkir roda 4 | Rp 20.000 per kendaraan |
Parkir roda 2 | Rp 10.000 per kendaraan |
Biaya retribusi sampah | Rp 25.000 per kelompok |
Biaya di atas juga sudah temasuk lampu penerangan, listrik, mushalla, kamar mandi, keamanan dan lain-lain. Untuk makan-makan, peserta harus menyediakannya sendiri.
Nah, keluarga besar kami dalam hal ini memilih paket sewa tenda dan lokasi saja. Karena kami di area ini akan mengadakan berbagai agenda, termasuk agenda makan bersama. Jadi segala kebutuhan makan dan minum kami menyediakannya sendiri.
Kami telah membagi tugas masing-masing dalam acara family gathering ini seperti siapa yang memasak, siapa yang menjadi panitia perlombaan untuk anak-anak, siapa yang bertugas untuk membakar jagung atau memanggang ikan, dan lain-lain.

Baca Juga:
Lalu apa yang wajib dibawa oleh peserta? Untuk keperluan pribadi, peserta perlu membawa bantal dan selimut. Sebagaimana kita tahu, daerah Aceh Tengah memang agak dingin dan sejuk. Peserta juga boleh membawa jaket maupun perlengkapan outdoor lainnya yang dianggap perlu. Selain itu obat-obatan juga harus dibawa dan juga obat pengusir nyamuk. Makanan tambahan juga jangan lupa dibawa ya…!!!!
Serunya Acara Family Gathering
Nah, kini tiba saatnya saya menceritakan kegiatan kami di sini. Kami tiba di area Gayo Camping Ground sekitar sore hari setelah menempuh perjalanan dari Lhokseumawe.
Suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik mulai turun. Namun cuaca tidak menyurutkan semangat kami yang berjumlah 74 orang termasuk bayi dan anak-anak.
Saya langsung masuk ke tenda untuk melepas penat sejenak setelah perjalanan yang melelahkan bagi saya.

Sementara itu, di luar tenda, panitia telah mempersiapkan agenda untuk anak-anak seperti tarik tambang, lomba makan kerupuk, dan lain-lain.
Walaupun hujan turun rintik-rintik ternyata tidak mempengaruhi semangat anak-anak tersebut. Mereka mengikuti acara tersebut dengan senang. Termasuk anak-anak saya yang bergabung dengan sepupu-sepupunya di sana.

Hujan kadang-kadang turun agak deras, tapi kadang-kadang berhenti sejenak. Udara sangat sejuk dan dingin. Sebagian peserta camping tampak kedinginan atau belum terbiasa dengan udara dingin Kota Takengon. Ya, wajar saja. Karena cuaca di Lhokseumawe tidak sedingin di sini.
Oya, sebelum serangkaian acara untuk anak-anak dimulai, kami sempat berfoto bersama dengan keluarga masing-masing dan berfoto keseluruhan keluarga besar kami.
Momen ini tergolong langka bagi keluarga besar kami. Jarang sekali bisa mengumpulkan anggota keluarga sebanyak 74 orang karena kesibukan kami masing-masing di berbagai daerah.

Di sini anak-anak juga bisa bermain di pinggiran danau yang dangkal. Bahkan anak-anak juga bisa mandi jika udaranya tidak terlalu dingin.
Pada hari itu, saya melihat anak-anak enggan mandi ke danau tersebut. Barangkali airnya agak dingin karena hujan baru saja berhenti sebentar. Mereka hanya menjejalkan kaki saja ke pinggiran danau tersebut.

Saat menjelang maghrib, kami bersiap-siap untuk melaksanakan shalat berjamaah. Tapi sayangnya, karena mushalla terlalu kecil dan lapangan sekitar area camping agak becek, kami hanya shalat maghrib sendiri-sendiri saja.
Hari itu agenda shalat maghrib berjamaah dan tausiyah gagal dilaksanakan karena cuaca dan tempat yang kurang mendukung.
Malam harinya, kegiatan kami bertambah seru. Ada beberapa agenda yang kami lakukan, seperti nonton bareng di layar tancap, panggang ikan untuk menu makan malam, bakar jagung untuk snack, dan ada juga mie Aceh.
Anak-anak kami sangat senang dan saling bercanda. Setelah sore hari mereka lelah bermain, di malam hari dimanjakan juga dengan suguhan popcorn dan jagung bakar. Mereka melahapnya sambil menonton.

Setelah anak-anak selesai menonton, mereka bermain kembang api dan saling bercengkerama. Sekitar pukul 10 malam, mereka masuk tenda masing-masing dan beristirahat.
Bapak-bapak dan ibu-ibu berkaraoke bersama. Tapi ada juga yang memilih duduk di depan api unggun karena kedinginan.
Saya tidak ikut berkaraoke. Suara saya tidak bagus. Saya makan ikan panggang karena banyak sekali ikan yang masih berada di atas panggangan.
Suara nyanyian di karaoke terus bergema hingga larut malam. Oya, area camping ini memang agak jauh dari perumahan penduduk. Jadi kami merasa tidak ada penduduk yang terganggu dengan nyanyian tersebut.
Saya dan anak-anak tidur di tenda agak berdesakan. Awalnya saya berpikir bahwa satu tenda bisa menampung 2 orang dewasa dan 3 anak-anak. Perkiraan saya salah. Jadi bagi rakan-rakan yang sama kondisinya seperti saya, ada baiknya untuk menyewa satu tenda lagi atau membawa tenda sendiri.
Nah, rakan-rakan! Bagaimana pendapat kalian? Jika tertarik untuk camping di sini silakan hubungi langsung panitianya di instagram Gayo Camping Ground.

Oh mas nya dari Lhokseumawe?? Saya tinggal di Arun Lhokseumawe dari THN 82 – 2000 😁. Ya ampuuun kangennya Ama Lhokseumawe ❤️.
Kalo danau lut tawar ini, saya pernah datangin 1x ,tapi masih SD. Jadi jujur ga inget blass , selain suhunya yg dingin 👍. Pengen bangetttt kalo nanti ada kesempatan visit Aceh lagi, singgah di Takengon, ke danau ini lagi 😍.
Seruuuu bangettt acaranya. Apalagi rame Yaa.
Betul. Saya dari Lhokseumawe. Wah anak komplek Arun nih kayaknya. Hehehehe
Acara di Takengon ini memang seru. Dijamin asyik!